Tahun 2003, Burgerkill bergabung dengan Sony Music Entertainment Indonesia (SMEI) yang merupakan major label terbesar di tanah air. Mereka dikontrak 6 album, suatu kesempatan yang sangat bagus bagi sebuah band.
Dalam pemikiran orang awam, seorang musisi pasti akan semakin sukses apabila digandeng label mayor sekelas Sony Music. Namun akhirnya Burgerkill mengambil keputusan mengejutkan. Mereka memilih hengkang dari SMEI, padahal Burgerkill masih teringat kontrak dengan label tersebut.
Keputusan keluar ini diawali dari hasil penjualan album yang kurang memuaskan. Hal ini membuat Burgerkill seolah menjadi ‘anak tiri’ di SMEI. Walau akhirnya Burgerkill berhasil mengeluarkan album baru, perilisannya ternyata cukup lama dan membuat Burgerkill tidak nyaman berada di label tersebut.
Karena kondisi itulah akhirnya Burgerkill berusaha keluar dari SMEI. Bila sebagian besar orang menganggap keluar dari major label adalah keputusan salah yang berakhir merosotnya karir seorang musisi, ternyata tidak bagi Burgerkill.
Bulan November 2005, Burgerkill resmi lepas dari SMEI. Apakah karir mereka turun? Ternyata tidak, Burgerkill bahkan baru merilis album ‘Venomous‘ di pertengahan tahun 2011 lalu dan disambut positif oleh para penggemarnya.
Sampai sekarang Burgerkill yang digawangi Vicky, Eben, Agung, Ramdan, dan Andris ini tetap menjadi salah satu band metal yang diperhitungkan di industri musik tanah air, dan itu tak lepas dari sesuatu yang bernama kerja keras.
0 komentar:
Posting Komentar
"Komentar support Emoticon Standar"
Silahkan berkomentar dengan sopan dan bijak.