Sejarah Stone Temple Pilots

Sesekali terdengar penonton yang serempak meneriakkan Stone Temple Pilots ….. Stone Temple Pilots ….. Stone Temple Pilots ….. yang sudah tak sabar menyaksikan secara langsung Band yang sudah melahirkan lagu-lagu hits sejak awal 90an dimana era musik Grunge merajai airplay di seluruh dunia. The Flowers sebagai band pembuka malam itu bersama Bongky basis yang juga pendiri The Flowers cukup membuat kita berkeringat dengan lagu-lagu andalan mereka dari Tolong Bu Dokter sampai Rajawali. Sekitar Jam 9 malam satu persatu anggota Stone Temple Pilots pun menampakkan diri mereka di atas panggung, serentak diikuti teriakan suka ria para penggemar mereka yang memenuhi Arena PRJ Kemayoran. Band yang menorehkan sejarah panjang dengan drugs ini baru saja merilis album barunya Stone Temple Pilots (selftittle) pada 05.25.2010 setelah mereka bubar dan reuni di tahun 2008.

Tanpa basa basi lagu Crakerman pun di hajar sebagai lagu pembuka konser malam itu yang di temani dengan setia oleh rintik grimis tak membuat penonton menjadi cemen dan langsung membuat suatu gelombang manusia-manusia yang berloncatan kegirangan sambil bernyanyi bersama. Pada konser kali ini kita semua memang di manjakan dengan lagu-lagu hits dari album lama Mereka dari Core, Purple, Tiny Music, No. 4 juga dari album terbaru mereka Stone Temple Pilots. hampir semua penonton cukup terdecak kagum saat melihat badan dari sang vokalis Scott Weiland yang berbadan gemuk dan sehat (menurut berita pada rekaman album Selftittle ini Weiland sudah sober dari drugs, ini merupakan album ke 3 dimana dia recording dalam keadaan sober). Sampai ke lagu ke 6 baru tempo lagu di turunkan dengan memainkan lagu “Still Remains” yang di ambil dari album Purple yang berlanjut dengan “Big Empty” yang diambil dari album yang sama. Penonton sempat terkejut juga ketika mereka membawakan dengan karismatik lagu cover version dari Led Zepplin “Dancing Days”. Scott Weiland hampir tak pernah menyapa penonton, dingin bak Rockstar sesungguhnya walau beberapa kali turun panggung tetap saja tak pernah mencoba membalas gapain tangan para penggemar di barisan depan, lain halnya dengan Basis mereka Robert Deleo yang terlihat sangat ramah di balik perangkat Bass Schecternya sesekali melempar senyum ke penonton, Gitaris mereka Dean Deleo rajin sekali gonta ganti guitar dan drumer mereka Eric Kretz bermain sangat rapih dan menurunkan sedikit tempo di hampir seluruh lagu. Mereka sempat mundur ke belakang panggung untuk istirahat sejenak, dan kembali menghajar panggung dengan 2 lagu encore yang diakhiri oleh “Sex Type Thing” lengkap dengan Toa andalan Weiland sebagai penutup konser.

Mereka pun berpamitan untuk keterakhir kalinya sambil melempar handuk, pick guitar, stick drum mereka masing-masing. Konser yang berlangsung sekitar satu setengah jam itu tak terasa cepat sekali berakhir, memang sih untuk band yang sudah di tunggu ber tahun-tahun malam itu terasa cepat sekali berakhir. Ketika keluar arena konser terlihat di sebelah kanan gerbang rame sekali orang berkerumunan di beer booth, dengan badan penuh keringat dan senyum yang merekah mereka saling berbagi kenangan konser yang baru saja berakhir.

Sumber

0 komentar:

Posting Komentar

"Komentar support Emoticon Standar"

Silahkan berkomentar dengan sopan dan bijak.